Menguji Tol Baru dari Bakauheni ke Palembang

Hal yang menjadi alasan kenapa aku malas pulang kampung lewat darat adalah keharusan melalui Lintas Timur yang jalannya selalu rusak. Belum lagi ditambah ancaman ketidakamanan dari bajing loncat. Dulu, bila naik bis, kira-kira jam 8-9 berlabuh di Bakauheni, sampai ke Palembang paling cepat pukul 9 pagi. Atau minimal 12 jam perjalanan. Nah, mengatasi itu, Pak Jokowi berinisiatif mengeksekusi jalan tol baru dari Lampung ke Palembang yang baru diresmikan 11 Mei kemarin.

Klaimnya, hanya butuh waktu 6 jam dari Bakauheni ke Palembang. Benarkah demikian?

Pukul 6.15 kira-kira, aku baru keluar dari kapal laut. Berangkat dari Bogor sekitar pukul 9 malam, aku melaju dengan cepat tanpa hambatan berarti. Hanya karena keasikan ngobrol, abai pada rambu, sehingga kebablasan ke Pantai Indah Kapuk. Putar balik, sampai Bakauheni sekitar setengah 1 dini hari. Keadaan sudah begitu ramai sehingga kami harus mengantre. Pukul 3 lewat baru bisa masuk kapal laut. Penyeberangan pun kulalui tanpa gelombang yang berarti. Meski ya, kapal penuh sesak dengan penumpang, sehingga sulit sekali mencari tempat istirahat yang nyaman.

Bakauheni ke Terbanggi Besar

Begitu keluar pelabuhan, aku langsung masuk tol. Sayangnya, gerbang tol tampaknya gagal membaca kartu e-money milikku. Sang petugas datang dan bertanya apa ada kartu lain. Aku menggeleng. Sang petugas lalu memberi karcis tanda pembayaran manual.

Dokumentasi pribadi

Mobil kemudian melaju dengan kencang. Rata-rata kecepatan 100 km/jam. Pemandangan di sisi jalan begitu indah. Matahari yang baru terbit nampak di sisi kanan, memamerkan sinarnya yang kemerahan. Di sisi kiri, bukit hijau memanjakan mata. 

Dokumentasi pribadi

Kurang lebih 1,5 jam kemudian, nampak ada petugas yang mengarahkan kendaraan yang ingin menuju Palembang harus berbelok ke ruas jalan yang lain. Bagian jalan yang menuju Bakauheni diberikan sebagian kepada kendaraan yang menuju Palembang, dengan pembatas sekadarnya. Bahaya sebenarnya bila ada pengemudi yang abai dengan pembatas minim itu.

Tak lama kemudian baru kuketahui alasannya, terdapat penumpukan kendaraan. Entah apa sebabnya. 

Di sini, mulai kuragukan waktu tempuh 6 jam yang digadang-gadang itu.

Kurang lebih setengah jam sampai kuketahui penyebabnya. Ternyata penyebabnya adalah gerbang tol Terbanggi Besar. Gerbang pembayaran belum siap untuk melayani pembayaran. Seperti di gerbang masuk, e-money yang gagal terbaca bukan karena e-money ku yang rusak, melainkan alat mereka yang tidak berfungsi. Begitu juga di gerbang pembayaran, semuanya jadi manual. Petugas satu per satu melayani pembayaran. Dan tampaknya memakan waktu untuk memeberi kembalian.

Bagi yang mau keluar ke Bandar Lampung, bisa keluar di Terbanggi Besar ini. Tarif tol Bakauheni-Terbanggi Besar adalah Rp112.500. Tarif ini mulai berlaku sejak 17 Mei 2019.

Terbanggi Besar ke Palembang

Keluar dari Terbanggi Besar, mobil pun melesat bagai peluru. Selambat-lambatnya ya 100 km/jam. Jalan sudah bagus. Sebagian sudah diaspal. Sebagian besar masih semen beton. 

Ruas tol ini masih digratiskan lho buat arus balik mudik. Sayangnya karena baru, sepanjang perjalanan tidak ada rest area yang layak. Jadi, kusarankan untuk membawa makanan yang cukup saat berangkat. Begitu pula SPBU—tidak ada SPBU. Ada SPBU seperti pertamini di beberapa rest area yang terdapat di sepanjang jalan tol. Jadi lebih baik sebelum masuk Merak, pastikan tangki bahan bakar mobilmu terisi penuh ya.

Bagaimana dengan toilet? Toiletnya masih berupa toilet darurat seperti kalau kita ikut event olahraga. Belum ada toilet permanen. Namun, kualitasnya memadai. Hanya saja, di beberapa rest area, jumlahnya sangat terbatas sehingga memunculkan antrean yang panjang bila ingin ke toilet. Kami pun melewat satu demi satu rest area sampai menemukan rest area yang toiletnya banyak.

Sesampainya di Kayu Agung, kendaraan harus melambat. Kenapa? Karena jalan belum jadi secara sempurna. Sebagian besar ruas jalan masih berupa koral yang dipadatkan. Dan beberapa titik jalan bergelombang, tidak rata, sudah menunjukkan kerusakan. Cukup sulit melaju di atas 40 km/jam di jalan ini. Dari Kayu Agung sampai ke Palembang, waktu tempuh kira-kira 1,5 jam.

Total Waktu Tempuh

Dengan adanya macet di Terbanggi Besar ditambah jalan yang masih belum jadi di Kayu Agung, waktu tempuh yang kami catat masih tak sampai 6 jam. Menakjubkan bukan? Jarak tempuhnya sekitar 370 km. Kalau jalan mulus tanpa kemacetan, malah bisa 4-5 jam sepertinya.

Gila. Dibandingkan lewat Lintas Timur yang jalannya jelek dan tidak aman, efisiensinya luar biasa. Terima kasih banget ke Pemerintah yang berani mengambil keputusan pembangunan jalan tol ini. Palembang Lampung serasa selemparan cung.

Hanya, pesan sih, membangun lebih mudah dari memelihara. Dulu, aku masih ingat juga, awal-awal Lintas Timur dibangun, dari rumah ke Bakauheni ya cuma 8 jam. Tapi begitu rusak, ya rusak terus. Aku harap jalan tol baru ini tetap mulus terus. Bila perlu, truk-truk besar dilarang lewat jalan tol ini biar awet jalannya. 

Terima kasih sekali lagi buat Pak Jokowi. Semoga di tahap kedua jadi Presiden, bikin jalur kereta Sumatranya juga terealisasi. Biar makin asik.

One Reply to “Menguji Tol Baru dari Bakauheni ke Palembang”

  1. kalau tol saya yakinnya pasti akan dirawat karena strategis sebagai tempat pendapatan. meskipun ada beberapa kendala, ga nyampe 6 jam udah sampai ya.. semoga benar2 tembus 4 jam saat semuanya sudah rampung

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *