Pernah mendengar tentang Curug Bajing di Petungkriyono, Pekalongan? Aku melihat postingan salah satu akun instagram khusus air terjun dan tertarik mencari tahu tentang curug satu ini.
Curug Bajing ini terletak di Petungkriyono. Tepatnya di Desa Telogopakis. Jaraknya cukup jauh dari pusat Pekalongan. Namun, dari pinggiran jalan tempat memarkirkan kendaraan, kita tidak perlu berjalan jauh karena jaraknya hanya sekitar 300 meter dengan rute treking yang tidak begitu sulit.
Petungkriyono adalah daerah pegunungan. Di Petungkriyono terdapat beberapa homestay atau villa. Bisa juga memilih membuka tenda kemah. Cara termudah menuju Petungkriyono adalah dengan kendaraan pribadi, lantaran kendaraan umum yang masih terbilang sangat langka. Jika berangkat dari Kota Pekalongan butuh bergonta ganti kendaraan umum.
Curug Bajing ini memiliki ketinggian sekitar 75 meter. Di bawahnya ada kolam dengan diameter 3 meteran. Karena airnya yang deras, pengunjung dilarang untuk berenang di kolam itu.
Curug ini dinamakan Curug Bajing karena suatu sebab. Ada beberapa versi yang beredar di masyarakat:
- Bahwa pemberian nama Curug Bajing digunakan karena Bukit yang berada di belakang Curug bernama Bukit Bajing. Karena ada yang mengatakan bahwa di bukit tersebut terdapat sebuah makam yang bernama Mbah Bajing.
- Selain itu ada juga yang mengatakan bahwa penamaan Bukit Bajing dikarenakan pada zaman dahulu bukit tersebut dijadikan tempat persembunyian para bajing (Penjarah) ketika masih pendudukan Bangsa Belanda.
- Ada pula yang mengatakan bahwa penamaan Curug Bajing dikarenakan pada zaman dahulu para penduduk di Gunung Lumbung diberkahi tanah yang sangat subur, hasil tanamnya selalu berlimpah ruah pada saat masa panen tiba. Namun entah mengapa setiap hasil panen yang disimpan, selalu menghilang dalam waktu sekejap saja. Hal itu dicurigai warga bahwa hasil panen tersebut selalu diambil oleh bajing (Penjahat atau Pencopet).
Fasilitas yang tersedia di Curug Bajing sudah dibilang komplit, mulai dari tersedianya:
- Area Parkir
- Toilet
- Warung-warung yang menjajakan makanan dan minuman
- Mushola
- Ada juga angkutan wisata dengan menggunakan mobil bak terbuka yang biasa disebut “Anggun Paris (Angkutan Pegunungan Pariwisata)” dengan membayar sekitar Rp. 100.000 sampai Rp. 300.000,- tergantung dari jumlah orang yang ada. Dengan menggunakan moda transportasi ini menjadi lebih mengasyikan karena kamu akan sembari menikmati hijaunya hutan Petungkriyo.