Sepat dan Singang

Sepat dan Singang, Kuliner Khas Sumbawa

Oktober tahun lalu, aku berkesempatan ke Sumbawa, NTB. Itu adalah kunjugan pertama setelah 8 tahun meninggalkan Sumbawa. Sebelumnya, aku pernah bekerja 3,5 tahun di Sumbawa sejak 2011 hingga 2014. 

Salah satu hal yang kusesali adalah saat itu aku belum menyukai jelajah kuliner. Lidahku masih terlalu konservatif. Tidak mau mencoba berbagai kuliner khas yang tersedia di sana. Di antara makanan khas Sumbawa yang belum kucicipi itu adalah Sepat dan Singang.

Baca Dulu: Mengenal Kopi Sumbawa

Saat kuungkapkan itu ke Kak Endang, temanku di Adventurous Sumbawa, Oktober lalu, dia langsung menghubungi Kak Elly. “Pring, besok sehabis jalan ke Ai Beling, kita makan sepat di rumah Kak Elly!”

Sepat adalah masakan yang benar-benar khas dari suku Samawa di Sumbawa. Unik sekali. Sepat berbentuk kuah dengan dominan rasa asam didampingi dengan ikan bakar. Ya, keduanya dipisah. Setelah ikan bakarnya matang baru disatukan. Nah, kuah sepat ini dibuat dari terong, mangga muda, daun aru, dan ketimun belimbing wuluh, tomat, kemiri, dan asam Sumbawa. Bahan-bahan itu dicuci sampe bersih dan bisa dibakar sedikit terlebih dahulu juga. Kuahnya tak dimasak lebih dahulu. Disajikan saat dingin. Rasanya sangat segar. Cocok dimakan saat cuaca terasa panas.

Nah, lebih uniknya lagi, makanan sepat ini menjadi hidangan wajib saat berbuka puasa di Sumbawa. Pasalnya, banyak banget yang menjual sepat di jalan-jalan. Agak kontradiktif ya, setelah perut kosong seharian kok diisi dengan makanan yang berasa asam. Ini mirip di Palembang, jangan tanya kenapa, pasti banyak orang Palembang yang berbuka puasa dengan makan pempek sambil ngirup cuka yang rasanya asam itu. Buat kamu yang punya penyakit asam lambung, jangan pernah coba-coba!

Menyebut sepat, tak elok jika melupakan satu kuliner khas Sumbawa lain, yaitu singang. Sederhananya, singang adalah sop ikan kuning khas Sumbawa. Di semua daerah yang punya potensi ikan berlimpah, pasti selalu ada sop ikannya.

Sebenarnya, baik sepat maupun singang, bisa menggunakan baik ikan laut maupun ikan tawar. Namun, seleraku mengatakan sepat lebih enak jika menggunakan ikan air tawar, sedangkan singang lebih enak jika menggunakan ikan laut, terutama ikan kakap. Soalnya, ikan kakap punya tekstur daging yang lebih tebal, tetapi jika dimasak dengan kematangan yang pas, ia akan seperti bulir-bulir yang berlepasan sehingga menyatu dengan kuah kuning singang.

Kuncinya memang pada racikan rempah yang terasa segar dari berbagai bumbu seperti garam, cabe merah, merica bawang putih, bawang merah lebih banyak, kunyit, kemangi Sumbawa, dan lengkuas. Semua bumbu itu lalu digoreng dan diberi asam. Titik tekannya adalah bagaimana supaya amis ikan itu hilang.

Bagian paling favorit untuk dimasak singang adalah kepala ikan kakap. Sama seperti olahan kepala ikan kakap lain, tanda kepala ikan ini matang adalah mata ikannya tampak keluar. Kepala ikan kakap memang semenggiurkan itu.

Aku yang memang penggemar sop ikan bisa mengenali detaiil perbedaan sop ikan Sumbawa (singang) dengan dari daerah lain. Kekuatan asamnya itu yang menjadi pembeda. Masakan Sumbawa sangat asam dibandingkan dengan sop ikan dari daerah lain. Misal, pindang dari Palembang yang kebanyakan menggunakan nanas untuk rasa asamnya. 

Jika kamu datang ke Sumbawa, cobalah sepat dan singang ini. Aku pikir tidak akan ada moderat untuk menilai keduanya. Jika lidahmu cocok, kamu akan bilang enak sekali. Kalau tidak, ya bukan seleramu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *