Tahukah kamu, ada tradisi tidur beralas pasir di Madura? Tepatnya di ujung Pulau Garam, Desa Legung Timur, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep. Tidur di atas pasir ini sudah menjadi tradisi turun temurun selama ratusan tahun bagi warga sekitar. Tak hanya di Legung Timur, tradisi tidur beralas pasir tersebut juga masih ada ditemukan di Desa Legung Barat dan Desa Dapenda.
Kamu pasti berpikir apa tidak takut kalau ada kucing yang buang air besar di pasir-pasir itu? Bagaimana jaminan kebersihannya?
Ternyata pasir yang digunakan untuk alas tidur ini bukan sembarang pasir. Pasir tersebut berasal dari Pantai Lombang. Pasir di pantai ini memiliki ciri khas yang tidak lengket di kulit meski dalam keadaan basah. Warga biasanya memilah pasir yang ada di bawah pohon cemara. Butiran pasir ini memiliki kristal pasir yang sangat halus, bersih dan mengkilap. Nah, sebelum ditaruh di kamar untuk alas tidur, pasir ini akan diayak terlebih dahulu untuk memastikan tak ada batu atau benda berbahaya lain di dalamnya. Setelah diayak, pasir tersebut dijemur agar tidak lembap. Barulah pasir tersebut bisa digunakan untuk alas tidur.
Pantai Lombang Sumenep memang mempunyai pasir putih yang terhampar luas. Pasir putihnya terhampar sepanjang 12 km. Pantai ini menjadi salah satu tujuan utama wisatawan yang berkunjung ke Madura.
Tradisi tidur beralas pasir ini pun menjadi daya tarik wisatawan yang datang. Mereka penasaran ingin mencoba bagaimana tidur beralaskan pasir. Pasir-pasir ini bukan hanya ditaruh sebagai alas tidur saja, tetapi juga diletakkan di sekitar rumah yang digunakan memang untuk bersantai.
Timbunan pasir ini diyakini memiliki efek relaksasi sekaligus menyembuhkan penyakit, seperti gatal di kulit hingga keluhan nyeri punggung sampai rematik. Berada di pasir ini, kamu tidak akan merasakan perubahan suhu. Ketika dingin, ia membuat kamu tidak merasa terlalu kedinginan. Ketika panas, kamu pun bisa merasa tidak terlalu panas.