Belajar “Kawin Culik” dari Dusun Sade, Lombok

“Proses pernikahan di sini, Pak, tidak ada yang namanya lamaran sebelumnya. Kita memiliki tradisi kawin culik.

Kutajamkan pendengaranku lagi. Mungkin aku salah dengar. Tapi sang pemandu mengulanginya lagi. Kawin culik. Ya, kawin culik.

Kalau liburan ke Lombok, jangan lupa datanglah ke Dusun Sade. Dusun Sade yang terletak di Dusun Sade, Desa Rambitan, Kecamatan Puju, Kabupaten Lombok Tengah (tidak jauh dari Bandara Praya) ini memiliki tradisi yang unik. Salah satunya, sang calon suami harus menculik calon istrinya. Sang perempuan kemudian diinapkan di kediaman keluarga atau kerabatnya di luar desa.

Bila berhasil sampai matahari terbit lagi tanpa ditemukan oleh keluarga sang perempuan, maka kedua pasangan ini harus dinikahkan. Sebelumnya, pihak pria akan meminta keluarga atau kepala dusun untuk memberikan informasi ke keluarga wanita, bahwa anaknya sudah diculik.

Lalu, kedua pihak keluarga akan menjalani adat ‘Selabar’, ‘Mesejati’, dan ‘Mbait Wali’, yaitu proses meminta izin pernikahan dari pihak pria ke wanita.

Proses penculikannya pun lebih unik lagi. Penculikan ini direncanakan oleh kedua belah pasangan. Mereka sebelumnya sudah berpacaran. Penculikan akan dibantu oleh beberapa kerabat dari pihak laki-laki dan tidak boleh ketahuan oleh keluarga perempuan. Jika ketahuan, penculikan pun batal.

Pohon Cinta. Dokumentasi pribadi.
Pohon Cinta. Dokumentasi pribadi.

Tidak ada rekayasa sedikit pun dari pihak keluarga perempuan. Penjagaan di rumah pihak perempuan pun sekarang sangat ketat. Menurut pemandu, sudah tidak mungkin lagi sekarang menculik anak gadis dari dalam kediamannya.

Karena itu, biasanya mereka janjian di sebuah pohon di tengah desa. Sebatang pohon nangka tanpa daun berdiri di sana. Pohon ini kini disebut sebagai Pohon Cinta, karena menjadi tempat pertemuan sebelum kawin culik dilaksanakan.

Karena sifat dasarku yang kepo, aku bertanya lagi, “Pernah tidak, ada kawin culik yang tidak dilandasi suka sama suka?”

Ternyata pernah. Meski sulit, hal itu pernah terjadi. Pihak keluarga akan menikahkan jika kedua pasangan masih dalam satu kakek. Jika di luar itu, akan ribet.

okumentasi pribadi
Dusun Sade adalah salah satu (atau mungkin satu-satunya) dusun yang masih menjaga adat Sasak dengan teguh. Sasak adalah suku asli di Lombok yang berarti rumpun bambu. Karena itulah, rumah-rumah di Sade semuanya terbuat dari bambu.

Bangunan rumah di Sade sangat tradisional. Dindingnya bambu beratapkan alang–alang, dan beralaskan tanah liat. Lantainya itu sama sekali tidak memakai semen.

Percaya atau tidak, perekat pengganti semen itu adalah tahi kerbau, yang dioles (seperti dipel) seminggu sekali. Bangunan ini disebut dengan bale dan dikategorikan menjadi delapan bagian yaitu Bale Jajar Sekenam, Bonter, Bale Tani, Beleq, Tajuk, Bencingah dan Berugag.

Pintu rumah adat itu dibuat rendah agar setiap tamu yang datang menghormati pemilik rumah, ruangan depan atau bale luar adalah untuk menerima tamu dan sebagai tempat tidur laki-laki sedangkan bale dalam diperuntukkan tempat tidur wanita dan sebagai tempat melahirkan. Untuk mencapai bale dalam, kita harus menaiki 3 anak tangga yang mencerminkan kehidupan, yaitu, dilahirkan, berkembang, dan meninggal.

Bale tani, tempat menyimpan beras. Dokumentasi pribadi.
Bale tani, tempat menyimpan beras. Dokumentasi pribadi.

Kurang-lebih sudah 200 tahun dusun ini menjaga tradisi mereka. Satu dusun ini masih satu kerabat (leluhur). Mata pencaharian utama mereka bertani. Namun, Lombok Tengah terbilang sulit air, sehingga masa tani mereka hanya sebanyak 4 bulan dalam satu tahun mengikuti musim hujan dari Januari-April.

Pihak perempuan di Dusun Sade terkenal dengan keahliannya membuat kain tenun. Kurekomendasikan banget buat membeli kain tenun dari Sade karena bukan hanya kain, kain tenun ini menurutku adalah barang seni sekaligus barang budaya, bahkan sejarah. Pembuatannya masih serba manual, bahkan dari pembuatan benangnya dibuat dari kapas langsung.

Begitu pun proses menenunnya dan pewarnaannya masih dari pewarna alami. Harganya memang relatif lebih mahal dari “kain Lombok” di pasaran. Namun, buatku, itu terasa murah karena nilai yang ada di baliknya.

Kain tenun dan berbagai motifnya ini punya peran penting dalam perkawinan di Lombok. Jadi, kain tenun ini akan menjadi semacam mas kawin yang harus diberikan. Jumlahnya ada 25 motif. Namanya ajikrame.

Kira-kira saya beli yang mana? Dokumentasi pribadi.
Kira-kira saya beli yang mana? Dokumentasi pribadi.

Beda halnya jika perkawinan terjadi antara desa yang berbeda. Laki-laki Sade diperbolehkan mencari pengantin dari luar Sade, namun di Lombok ada adat tagih-menagih bila perkawinan beda keluarga terjadi. Seperti halnya potong kerbau.

Laki-laki Sade juga diperbolehkan merantau, sedangkan perempuan tidak. Rata-rata tingkat pendidikan perempuan Sade pun hanya sebatas SMP. Mereka sudah diajari menenun sejak usia 8-9 tahun. Rata-rata usia pernikahannya pun sangat muda yakni 15 tahun bagi perempuan dan 17 tahun bagi laki-laki.

Kalau feminis pasti gatal buat mengkritik. Tapi kita harus menghormati bagaimana teguhnya pendirian orang-orang Sade menjaga adat mereka.

Buat yang hendak ke Sade, biaya masuknya hanya Rp 25.000. Kita akan ditemani pemandu yang dibayar seikhlasnya. Ia akan menemani kita keliling Sade dan menjelaskan segala seluk beluknya. Jangan segan bertanya.

Dan biasanya ia akan mengajak kita ke toko keluarganya untuk melihat berbagai jenis kain mulai dari bahan batik, songket, sarung, dan kain tenun. Semuanya alami. Harga kain-kain itu mulai 150 ribu – 700 ribu. Aku sarankan untuk membelinya. Selain bagus dan bernilai, kalau ada rejeki, tak ada salah kita membantu mereka.

Selong Belanak. 15 menitan dari Sade.
Selong Belanak. 15 menitan dari Sade.

Begitulah salah satu catatan perjalananku ke Lombok pada Sabtu kemarin. Lombok tak cuma alamnya yang indah. Kita juga bisa melakukan wisata budaya, mengenali saudara sebangsa kita dari Suku Sasak.

23 Replies to “Belajar “Kawin Culik” dari Dusun Sade, Lombok”

  1. Wah seru sekali travellingnya. Setiap daerah memang unik unik budayanya. Ngomongin kawin culik, adat ini mirip banget dengan yang ada di daerahku di Lampung. Pasangan janjian, trus ceweknya “diculik” dan dibawa ke rumah atau keluarga cowok…

    Seru adat begini. 🙂🙂

    1. Di mandailing ada yg mirip sih, tapi bilangnya bukan kawin culik, tapi kawin lari, istilah di kampung itu Marlojong.

      Btw mengenai tenunannya, saya suka yg kanan, yang warna merah ☺😊

  2. Adatnya unik, tunggu diculik baru bisa dikawinin, hehe… Hebat masyarakat di dusun Sade masih bisa mempertahankan budaya mereka hingga sekarang.

  3. Tenun Sade cantik sekali..
    Unik ya tradisi lamwin culiknya.
    Jadi kalau satu kakek masih boleh berarti sepupuan ya mempelainya?

    Seneng baca kisah perjalanan ke Lombok ini. Dulu saat kuliah dan kerja di Bali ke Lombok 3 kali tapi untuk kegiatan kampus dan pekerjaan.
    Semoga bisa jalan-jalan ke Sade nanti

  4. Menarik banget ya adat kawin culik yang masih dipertahankan. Kayak di film2 aja tuh serunya. Kira2 apa ya kisah dibalik penculikan itu. Mungkin ada legendanya kah?

  5. Lucu ya, ada kawin culik, hihi
    Ternyata di Dusun Sade yah, yang lantai rumah pakai kotoran kerbau…dulu pernah liat di TV dan lupa lagi, dimanaaa gitu nama tempatnya, unik bgt soalnya

  6. waduh waduh..keren! masih jadi mimpi nih perjalanan ke lombok.

    bicara soal tradisi culik-menculik ini, masih jadi pr bagi kawan2 penggiat isu gender. karena ga sedikit para perempuannya masih di bawah umur.

  7. Menarik ceritanya.. Adat kawin culik sampai sekarang masih berlaku ya? Ngeri kalau diculik sama pria yang kita ga suka.. Hihi.. Unik ya cara hidup dan adat mereka. Mengepel lantai dengan kotoran kerbau mungkin malah bikin awet lantainya ya..

  8. aku ngebayangin gimana deg degan nya kedua pengantin. Gimana kalo gagal. Haha.
    Tapi seru sekali ya.
    Justru yang adat2 konvensional kayak gini yang angka perceraian nya rendah.
    Karena masih menjunjung adat dalam menyelesaikan masalah,

  9. Eh ini blog baru kah? haha
    Kalau memberi mas kawin kain tenun ya harus 25 motif gtu mas atau dipilih salah satu aja?
    Tradisi kawin culik berarti masih berlangsung sampai sekarang ya mas?
    Noted banget nih kalau berkesempatan ke Lombok kudu mampir ke dusun ini ya? Semoga tradisinya tetap lestari dan terjaga baik.

  10. Eh ini blog baru kah? haha
    Kalau memberi mas kawin kain tenun ya harus 25 motif gtu mas atau dipilih salah satu aja?
    Tradisi kawin culik berarti masih berlangsung sampai sekarang ya mas?
    Noted banget nih kalau berkesempatan ke Lombok kudu mampir ke dusun ini ya? Semoga tradisinya tetap lestari dan terjaga baik.
    .

  11. Aku baru tahu kalau ada tradisi seperti ini di Lombok. Indonesia emang super ya, beragam banget adat dan tradisinya. Unik sekali tradisi kawin culik ini, karena yang biasanya terjadi di Jawa justru perempuan ga boleh ketemuan sama calon suaminya seminggu sebelum nikah. Hehehe.

    Kalau ke Lombok, pasti aku bakal sempetin mampir ke Dusun Sade ini deh.

  12. Waahh enak bgt itu maen di dusun Sade nya Mba.. Udah lama pengen ngunjungin desa Sade ini, tapi belom kesampean juga. apalagi klo nampang ditengah dusunnya. Ternyata istilah kawin culik ada di Lombok ya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *